Optimisme akan rahmat Allah
adalah energi diri yang sangat potensial.
Mengoptimalkannya dalam sepanjang hidup
adalah suatu kesemestian.
Sebaliknya,
berputus asa akan rahmat Allah
adalah perbuatan mendegradasi energi diri.
Dalam satu riwayat,
Rasulullah saw menggambarkan
kondisi kejiwaan orang yang pesimis dan putus asa
akan rahmat (kasih sayang) Allah
sebagai kesal pada Tuhannya dan marah pada-Nya.
"Orang yang dipagi hari mengeluh dan menyesalkan
sulitnya kehidupan
berarti ia telah bersikap kesal pada Tuhannya;
dan orang yang dipagi hari bersedih dengan urusan dunianya
sebenarnya ia tengah marah kepada Allah swt;
sementara orang yang merendahkan dirinya
di hadapan orang kaya karena kekayaannya,
sungguh ia telah kehilangan dua pertiga agamanya."
(HR. Tirmidzi)
Wallahu a'lam
Ust. SBU
0 Comments:
Post a Comment
<< Home