Duduk Sejenak

Sekedar Ingin mendokumentasikan saat - saat yang berharga, dan merasakan waktu itu begitu berharga

Tuesday, March 10, 2009

Berpindah dari Satu Takdir ke Takdir yang lain

Ada pertanyaan & pernyataan simple yang sering didengar, walaupun redaksi yang berbeda tapi isi nya sama ...

tentang takdir ...

I : kalau kita nyebrang jalan ga usah liat kiri kanan, toh sudah ada takdir nya kita akan kecelakaan atau tidak di hari itu.

II : (dalam sebuah training mengelola keuangan keluarga) "kok njelimet banget harus menghitung tabungan 10% dari penghasilan, maksimal cicilan 35%, asuransi, investasi dll. Apakah itu bukan nya bermain hitung - hitungan dengan Allah ? bukan kah rezeki itu sudah takdir nya Allah ? "

III : Saya mah udah takdir hidup sederhana, punya uang cuma cukup buat makan.

IV : Jadi buat apa kita susah payah kerja keras, toh takdir kita sudah tercatat di lauful mahfudz ??

V : Dimana dong peran ikhtiar kita, kan semua nya sudah berjalan dalam kekuasaan Allah ?

dan seterusnya .................................................................................................................................




Sebuah ilustrasi, kita punya khadimat (pembantu, red) yang kerja nya rajin nya luar biasa, jujur nya sangat hebat, hasil kerja nya selalu melebihi apa yang diharapkan, Inisiatif melakukan semua pekerjaan walaupun tidak diperintahkan, penyabar dan tidak cepat "pundung". Ketika khadimat itu sakit, kita pasti dengan rela untuk mengobati penyakit nya kan ya ? atau dia butuh uang, kita ga akan segan untuk memberi walopun itu kecil, betul begitu ?

Itu hanya sebuah posisi majikan dengan pembantu nya ...

Apalagi kalau posisi Sang Pencipta dengan seorang makhluk nya ... Kalau kita selalu bekerja keras& cerdas dengan cara yang halal, tidak pernah melanggar aturan-Nya, selalu melakukan ibadah sunnah tidak sekedar melaksanakan yang wajib, tidak pernah mengeluh, selalu bersabar. Kira - kira ketika kita dalam kesulitan apakah Allah akan membiarkan begitu saja ?

Jadi ikhtiar kita ini adalah bagian usaha untuk "memantaskan" diri agar menjadi makhluk yang ditolong oleh Allah...

sebuah kisah pada zaman Umar khatab. Umar sedang duduk disebelah tembok yang akan rubuh, kemudian umar berpindah duduk nya. Para sahabat bertanya, kenapa engkau berpindah tempat, bukan kah itu sudah takdir Allah jika itu menimpa mu ....
Umar menjawab : Aku sedang berpindah dari satu takdir ke takdir yang lain ...

Jadi sesungguhnya takdir itu bukanlah sebuah garis lurus saja, tapi bercabang banyak.

Ketika suatu malam ada undangan untuk mengikuti training Cerdas finansial, sedangkan kondisi nya sedang hujan lebat, dan tempat acara jauh dari posisi kita sekarang plus daerah macet.

Ketika kita memutuskan untuk datang, hakikatnya kita sedang menempuh satu garis takdir, yaitu menjadi punya ilmu tentang keuangan, dapat kenalan baru, dapat software baru untuk mengelola keuangan, walopun sebelumnya harus bermacet - macet ria selama 2 jam dst...

Kalaupun kita memutuskan untuk tidak datang dan bergegas menuju rumah untuk tidur pulas, maka kita pun sebenarnya sedang berjalan di satu garis takdir yang lain, misalnya tetap kena macet 2 jam di jalan, dan mobil kita mogok di jalan, tapi sampai rumah bisa tidur pulas lebih lama dst...

Sebuah hadist berbunyi bahwa Infaq itu adalah penolak bala (marabahaya).

Kisah seorang teman, dia hari itu sedang menghadiri pengajian, dan diminta untuk beinfaq untuk bakti sosial maulid nabi, sedangkan uang nya cuma sedikit. Tapi akhir nya dia memutuskan untuk tetap berinfaq, termasuk menginfaq-kan uang untuk ongkos pulang nya. Di perjalanan pulang, ada sebuah truk barang yang supir nya ngantuk menabrak persis di belakang temanku yang sedang berjalan itu. Truk itu menabrak warung yang ada di sebelah kiri, tepat hanya beberapa meter dari tempat temanku berjalan...

Temanku sudah memilih satu garis takdir ketika dia memutuskan untuk berinfaq ...



*** Semangat ka ... tugas kita hanya ber-ikhtiar semaksimal mungkin hingga titik darah penghabisan untuk berpindah dari satu takdir ke takdir yang lain ***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home